BEKASI - Sejumlah kepala daerah baru-baru ini bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas permasalahan banjir yang melanda Jabodetabek pada awal tahun 2020 lalu. Salah satunya yakni Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.
Pertemuan empat hari lalu itu juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Banten, Wahidin Halim. Dalam rapat terbatas masalah banjir itu, pria yang disapa Pepen itu bicara soal wacana relokasi warga Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) yang terletak di Jatirasa-Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pasalnya, Perumahan PGP setiap tahunya merupakan wilayah yang paling sering langganan banjir. Seperti pada Rabu, 1 Januari 2020 lalu, komplek perumahan itu terendam setinggi hampi enam meter.
Namun demikian, wacana relokasi yang digulirkan olehnya ditanggapi berbeda oleh warga Perumahan PGP. Mereka tidak setuju dengan wacana yang diembuskan itu.
Edison warga Perumahan PGP, Jalan Nusa indah 2, RT 008/RW 08 Blok B 16 Nomor 5, misalnya. Dia tidak setuju dengan wacana Wali Kota Bekasi untuk merelokasi permukiman mereka.
"Kalau saya setujunya ganti rugi aja. Kalau digusur kayaknya, kemungkinan 70 persen mau. Sedangkan 30 persennya, karena aksesnya gampang, dekat kemana-mana," kata pria 56 tahun ini kepada Okezone, Minggu (12/1/2020).
Dia pun mempertanyakan wacana relokasi yang diusulkan Pemkot. Bila pun setuju, hendak kemana mereka akan dipindahkan. Pasalnya, dirinya sudah sejak tahun 1995 silam bermukim di perumahan itu.
"Tidak (direlokasi). (Lebih baik) Digusur saja, biar bisa buat modal usaha," katanya.
Dia pun lantas menyebutkan wacana yang digaungkan Wali Kota Rahmat Effendi sebenarnya bukan hal baru. Di kalangan warga perumahan PGP isu relokasi itu sudah biasa bila wilayahnya kembali diterjang banjir.
"Mereka (warga) sudah dengar isu. Dari dulu kalau PGP banjir, banyak isu," katanya.
Wacana relokasi ini, kata dia, salah satu isu yang paling sering didengar warga. Hanya saja realisasinya hanya jadi isapan jempol belaka. "Enggak jelas (hoaks) cuma hanya wacana, isu, hoaks, tidak peduli, tidak tahu," sindirnya.