JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Banjir (PUPR) telah mengkaji faktor banjir yang melanda DKI Jakarta dan beberapa wilayah penyangga di sekitarnya, Minggu hingga Senin 23-24 Februari 2020. Banjir tersebut didominasi oleh faktor kurang berfungsinya drainase saat hujan deras.
Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernadus Wisnu Widjaja mengatakan, untuk mengantisipasi banjir perlu adanya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dengan merutinkan kembali kegiatan kerja bakti, khususnya membersihkan drainase.
“Hal tersebut merujuk pada kajian lapangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada kejadian banjir beberapa waktu lalu,” katanya dalam keterangan tertulis diterima Okezone, Sabtu (29/2/2020).
Banjir pada 23 Februari 2020, terjadi di 83 titik. Dari sejumlah titik tersebut, 85,54 persen atau 71 titik disebabkan karena drainase, sedangkan sisanya sistem sungai.
Pada 24 Februari 2020 lalu, banjir terjadi di 76 titik, dengan rincian karena drainase 65 persen atau 30 titik, sisanya sistem sungai.
Baca juga: Banjir Jakarta, 35 RW Terendam dan 2.393 Jiwa Mengungsi
"Menggiatkan kembali program kerja bakti di lingkungan masing-masing dengan membersihkan drainase, selokan, saluran air dan sungai di sekitar kita, menghindari buang sampah ke sungai yang dapat menyumbat aliran air," ujar Wisnu.
BNPB mencatat banjir termasuk bencana paling banyak merenggut korban jiwa selama Januari-Februari 2020. Dalam dua bulan terakhir, ada 102 orang meninggal akibat banjir.