SORE hari menjelang berbuka puasa menjadi waktu istimewa bagi mereka yang biasa memanfaatkannya untuk ngabuburit. Tradisi itu hingga kini sulit ditinggalkan.
Tradisi ngabuburit biasanya ditandai dengan ramainya mereka yang beraktivitas di jalan-jalan dengan berkendara sepeda motor bahkan mobil pada sore hari bulan Ramadan. Tak ayal, keramaian kendaraan di jalan memicu kemacetan panjang.
Pantauan Okezone di beberapa tempat, Minggu (17/5/2020) sore, menunjukkan adanya aktivitas masyarakat maupun pengendara yang meningkat tajam dibandingkan waktu pagi, siang, dan malam hari.
Misalnya di sepanjang Jalan Siliwangi, Kecamatan Pamulang menuju Jalan Puspiptek Raya, Kecamatan Setu. Kemacetan di sana tak dapat dihindari karena banyaknya kendaraan roda empat atau roda 2 yang lalu-lalang.
Meski tak seluruhnya, namun kebanyakan di antara mereka diketahui tengah sibuk mencari lokasi membeli takjil. Tempat-tempat yang paling banyak diserbu adalah penjual es campur atau sup buah, penjual kolak, penjual gorengan dan lainnya.
Kondisi demikian terkesan menunjukkan, bahwa masyarakat mulai abai terhadap ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di mana tujuan salah satunya adalah menekan aktifitas di luar rumah. Apalagi, hari ini merupakan hari terakhir dari PSBB tahap 2.
Salah satu pembeli yang ditemui mengaku, terpaksa keluar rumah mencari takjil untuk berbuka puasa. "Ya keluar cuma cari buat bukaan aja, abis itu pulang lagi. Kan yang penting pakai masker, jenuh juga di rumah seharian. Jadi mumpung sore, sekalian keluar aja," ucap yanti (37) usai membeli minuman untuk berbuka di Jalan Benda Baru, Pamulang.
Tak hanya Yanti, hampir di sepanjang Jalan Benda Raya Pamulang, keramaian para pembeli terlihat di lapak-lapak pedagang takjil yang berjualan di sisi jalan. Mereka kebanyakan menggunakan sepeda motor lengkap berboncengan suami, istri seraya menggendong salah satu anaknya.
Bahkan tak sedikit pula sejoli muda yang asyik ngabuburit berboncengan sepeda motor, sambil berkeliling mencari tempat lokasi makanan takjil kegemarannya. Mereka mengaku, kebiasaan itu sering dilakukan sore hari menjelang waktu berbuka puasa.
"Ini cuma nganter aja, sebenarnya tahu aturan PSBB. Tapi kita paling cuma muter-muter nggak jauh, nyari buat bukaan aja," tutur Abdurahman Rabbani (25) bersama kekasihnya di sekitaran Universitas Pamulang.
Mereka yang berkumpul di jalan-jalan, bukanlah sekedar yang beralasan mencari takjil untuk berbuka puasa. Tapi ada juga yang justru berkerumun membagi-bagikan takjil gratis kepada pengendara, seperti terlihat di depan Pasar Modern BSD, Jalan Letnan Sutopo, Serpong.
Bagi-bagi takjil itu dilakukan oleh salah satu komunitas Ojol di Tangsel. Mereka terlihat membagikan paket makanan untuk para pengendara yang melintas. Meski menggunakan masker dan menjaga jarak satu sama lain, namun kegiatan tersebut sesekali mengundang perhatian pengguna jalan untuk berkerumun.
"Kita tetep patuhi aturan jaga jarak dan memakai masker, makanya jumlah anggota yang hadir perwakilan aja 11 orang. Tujuannya untuk sekedar berbagi rejeki kepada sesama. Walau pemasukan kami berkurang karena larangan menarik penumpang saat PSBB, tapi kami berusaha menyisihkan rejeki untuk berbagi," ujar H Satiri, kordinator Ojol di lokasi.
Tradisi ngabuburit itu sulit ditinggalkan masyarakat, sebab kebiasaan itu sudah berlangsung sejak bertahun-tahun silam. Saking lamanya, kebanyakan masyarakat telah menganggapnya sebagai norma tersendiri saat bulan Ramadan.