BEKASI – Pemerintah Kabupaten Bekasi menyampaikan penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di wilayahnya masih didominasi dari klaster industri. Hal ini disebabkan perusahaan yang berada di wilayahnya kurang kooperatif dalam melaporkan kondisi kesehatan ratusan ribu karyawannya.
“Karena perusahaan kurang kooperatif dalam melaporkan kondisi karyawannya. Alasannya, perusahaan mereka takut ditutup pemerintah,” kata Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja kepada SINDOnews, Jumat (2/10/2020).
Hingga hari ni, total kasus Covid-19 di wilayah Kabupaten Bekasi mencapai 2.811 kasus.
Menurut dia, dari jumlah itu hampir separuh dari total kasus itu disumbangkan klaster industri. Berdasarkan penelusuran pemerintah, saat terjadi satu dua kasus, perusahaan awalnya enggan melaporkan ke Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten. Perusahaan baru melaporkan ketika jumlah karyawan yang sakit meningkat.
“Sepanjang industri itu kooperatif terhadap gugus tugas tidak akan terjadi penambahan sampai tinggi. Maka kita imbau ke industri, bahwa industri tidak akan ditutup lama kalau cepat lapor,” ucapnya.
Jika laporan dilakukan segera, maka langkah-langkah cepat langsung dilakukan agar tidak semakin meluas.
Eka menjelaskan, langkah-langkah yang dilakukan dengan menutup sementara kegiatan untuk melakukan sterilisasi dan pengetesan massal karyawan yang kontak erat.
“Harus ada langkah-langkah cepat, sterilisasi, diswab, diliburkan dulu baru masuk lagi. Maka butuh lapor cepat, jika telat lapor itu jadi fatal,” ujarnya.
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Bekasi ini memaparkan, untuk menekan penyebaran virus corona, baik di lingkungan masyarakat maupun industri, pemerintah daerah bersama unsur kepolisian, TNI, dan elemen masyarakat gencar menyosialisasikan protokol kesehatan di semua lini sektor untuk mencegah penyebaran wabah corona.