BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan ada dua jenis vaksin Covid-19 yang nantinya akan digunakan di Indonesia, yakni vaksin yang diimpor 100 persen dari luar negeri dan vaksin yang sedang berproses uji klinis oleh Biofarma di Bandung, Jawa Barat.
Hal tersebut diungkapkan Ridwan Kamil usai membuka Musyawarah Daerah XIV Gerakan Pramuka Jawa Barat di Bogor Raya Lakeside, Kota Bogor, Rabu (7/10/2020).
"Hari ini saya selaku Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Jawa Barat membuka acara Musda Pramuka Jabar ke-14. Yang kedua, saya hadir di Bodebek dari kemarin saya seharian berkantor di Depok, sekarang di Bogor semata-mata untuk terus meningkatkan dukungan kekuatan agar menurunkan situasi pandemi Covid di Bodebek khususnya," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Emil mengapresiasi semua kerja keras pemerintah daerah, khususnya di Kota Bogor dalam upaya penanganan Covid-19. "Setiap ada zona merah, dukungan dari Jawa Barat berlipat-lipat. Dua Minggu lalu Cirebon merah, sekarang tidak karena resources, SDM kita gempur ke sana, ini juga sama. Bogor kita akan dukung berlipat-lipat di sini. Mudah-mudahan bisa terus menekan dan kita komitmen untuk selalu bersama dengan Jakarta dan Banten, di Jabodetabek ini agar satu irama dalam pengendalian," ungkapnya.
Salah satu dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, adalah peningkatan kapasitas rumah sakit supaya tetap dalam standar WHO di bawah 60 persen.
"Sekarang rata-rata di Bodebek sudah di atas 60 persen. Kita juga akan memberikan dukungan terkait ada kecenderungan risiko di klaster rumah itu 10 kali lipat lebih berbahaya. Maka isolasinya kalau rumahnya tidak memungkinkan kita akan tarik tinggal di fasilitas negara, gedung negara, bahkan hotel yang sedang kita siapkan. Mudah-mudahan dengan strategi ini bisa membantu," jelas Emil.
Terkait vaksin, lanjut Emil, ada dua jenis yang akan digunakan nanti, yakni vaksin yang diimpor langsung dan vaksin yang diproduksi dari Biofarma.
Baca Juga :Â Kasus Covid-19 di Sulut Menurun, Doni Monardo: Semoga Makin Rendah Lagi
"Yang diimpor langsung menurut pemerintah pusat akan datang di bulan depan, fokus untuk tenaga kesehatan. Kalau yang diproduksi dalam negeri sedang dalam proses tes ketiga, seperti yang saya lakukan (jadi relawan vaksin). Baru Desember nanti keputusan berhasil atau tidaknya," bebernya.
Nanti, juga akan dilihat terlebih dahulu efek penyuntikan vaksi di tubuhnya. Jika dinyatakan berhasil, kemungkinan besar vaksin buatan dalam negeri itu akan diproduksi pada awal tahun 2021.
"Kalau hasil darah saya meningkat antibodi, maka berhasil. Maka Januari sudah bisa diproduksi. Dan nanti manajemennya sambil produksi, sambil memberi vaksin. Jadi sudah bisa disuntikan untuk pihak-pihak tertentu di bulan Januari sampai akhir tahun 2021," tutup Emil.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut