JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggandeng perusahaan Prancis untuk mengembangkan Mass Rapid Transit (MRT). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan, sesuai dengan Perjanjian Paris, DKI berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 30 persen pada 2030.
Di mana, kata Anies, tantangan terbesarnya adalah mengubah paradigma bermobilitas dari car oriented development menjadi transit oriented development.
"Kita semua menghadapi krisis iklim yang sama, perlu kerja kolaborasi dalam menyikapinya. Kita harus berpikir jauh ke depan, mendorong perubahan yang lestari dan berkelanjutan. Dalam hal ini, MRT Jakarta akan menjadi tulang punggung dari perubahan mobilitas di Jakarta,” tutur Anies, Rabu (25/5/2022).
Dalam acara tersebut, dilakukan dua penandatanganan nota kesepahaman dengan dua perusahaan industri perkeretaapian ternama milik Prancis.
Pertama, bersama Alstom terkait kerja sama Solusi Sistem Perkeretaapian yang mencakup skema pengadaan rolling stock, sinyal, infrastruktur serta layanan MRT Jakarta. Kemudian, yang kedua, bersama Thales terkait Solusi Teknologi Integrasi Sistem Pertiketan.
Baca juga: Bertemu Mendag Inggris, Anies Jajaki Kerja Sama Pembangunan MRT
"Sebagai kota yang baru memulai MRT dibanding kota-kota metropolis dunia lainnya, di mana dari 240 kilometer jaringan MRT yang direncanakan, sekarang baru kita mulai dengan 16 kilometer, untuk itu kerja sama dibutuhkan. Kita ingin bertukar pengalaman dan gagasan dari kota-kota dunia yang sudah lebih dulu mengadopsi sistem mobilitas lestari, seperti Paris,” imbuhnya.
Baca juga: Sepakat Kerja Sama dengan UGM, Pemprov DKI Jakarta Ingin Ubah Kemayoran Jadi Kawasan Inklusi