JAKARTA - Satu orang pengunjuk rasa tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Patung Kuda, Jakarta Pusat dilarikan ke rumah sakit. Korban yang belum diketahui identitasnya itu mendapat perawatan karena dipukuli saat terjadi gesekan antar elemen demonstran saat aksi 1209.
"Diduga karena dipukuli. Iya (yang ricuh tadi). Pantuan kami ada satu orang yang kita larikan ke RS tadi, karena lebam-lebam," kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Kamarudin saat ditemui di kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).
 (Baca juga: Massa Demo Bubar, Polisi Buka Kembali Jalan di Sekitar Patung Kuda)
Kamarudin berkata, pihaknya masih mendalami seorang pengunjuk rasa yang diduga menjadi korban pengeroyokan. Ia pun juga akan meminta keterangan penyebab luka lebam yang bersarang di tubuh pemdemo tersebut.
"Jadi saat ini masih dalam pengobatan dulu, nanti setelah itu kita akan dalami mereka dari kelompok mana," tutur Kamarudin.
Lebih lanjut, Kamarudin mengimbau kepada para pengunjuk rasa yang akan menggelar aksi untuk dapat menyampaikan pemberitahuan. Hal itu ditujukan untuk mencegah kejadian pengeroyokan.
Apalagi, kata Kamarudin, pemberitahuan kegiatan demonstrasi telah diatur dalam UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
"Sehingga kita tahu dan kita siapkan di mana titiknya, konsep pengamanan seperti apa. Sehingga kalau tiba-tiba muncul, terus ada kelompok lain yang merasa terganggu, kami sulit juga," tutur Kamarudin.
"Karena ya sama-sama punya hak untuk sampaikan pendapat, karena tempatnya sama-sama di Patung Kuda, masing-masing gunakan sound system, yang mana ada merasa terganggu seperti itu lah jadinya," imbuhnya.
Diketahui, massa aksi tolak kenaikan harga BBM bersubsidi sempat diwarnai aksi ricuh di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).
Pantauan MNC Portal di lokasi, massa aksi yang tengah berunjuk rasa terbagi menjadi dua kubu. Kubu pertama, yakni massa aksi 1209 yang terdiri dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR).
Massa GNPR diketahui menggunakan atribut gamis serba putih diiringi sorban dan pernak-pernik khas berwarna hijau. Sedari awal, massa tersebut terus mengumandangkan ayat-ayat suci Alquran saat berorasi.
Follow Berita Okezone di Google News
