Share

Terekam CCTV Ekspresi Rudolf Cengengesan, Pengamat : Harus Diperiksa Psikologisnya

Muhammad Farhan, MNC Portal · Rabu 02 November 2022 16:01 WIB
https: img.okezone.com content 2022 11 02 338 2699517 terekam-cctv-ekspresi-rudolf-cengengesan-pengamat-harus-diperiksa-psikologisnya-K0a6Tf1KxT.jpeg Tersangka Rudolf saat di dalam lift (foto: tangkapan layar)

JAKARTA - Pakar Mikro Ekspresi asal Universitas Indonesia, Kirdi Putra menilai ekspresi yang ditampilkan CCTV oleh seorang pembunuh wanita di Apartemen Green Pramuka, Christian Rudolf Tobing, sebagai sesuatu yang tidak normal.

Diketahui, selepas membunuh korbannya, Rudolf terlihat membawa jenazah korbannya dengan gerobak trolley sembari cengengesan dengan penghuni apartemen lainnya.

Kirdi menilai ekspresi Rudolf yang tersenyum itu sebagai suatu hal yang aneh. Baginya, untuk orang normal yang diduga baru melakukan kejahatan tanpa terlihat bersalah.

"Bagi saya itu terlalu aneh untuk orang normal, kemudian dia melakukan hal tersebut (membunuh) tanpa ekspresi takut sama sekali. Itu luar biasa bagi saya," jelas Kirdi kepada MPI melalui sambungan telepon, Rabu (2/11/2022).

 BACA JUGA:Senyuman Pendeta Rudolf Bawa Jasad Icha Isyaratkan Seorang Psikopat?

Kirdi menilai jikalau senyuman Rudolf setelah membunuh ini dapat diprakirakan dalam dua kemungkinan.

Pertama, ia menilai bisa saja Rudolf pernah melakukan pembunuhan tersebut sehingga terbiasa. Kedua, Kirdi menduga adanya sistem rasa Rudolf, secara psikologis, yang berbeda dibandingkan orang normal lainnya.

"Kalau saya sih lebih memilih agar Rudolf itu diperiksa oleh psikiater atau psikolog, yang bisa mendiagnosa apakah ada kelainan atau disorder pada dirinya. Dalam artian, misalnya apakah Rudolf itu psychopath. Tapi harus didiagnosa secara proper," terang Kirdi.

 BACA JUGA:Usai Bunuh Icha, Rudolf Berencana Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Target Lain

Sementara itu, menurut pakar Psikolog Forensik, Reza Indragiri justru menilai tindakan senyuman Rudolf yang terekam oleh CCTV, hanya sebagai upaya mengelabui tindakannya semata.

"Pandang saja emosi pelaku di CCTV itu sebagai cara yang memang sudah seharusnya dilakukannya agar lolos dari hukum. Yakni, agar tidak ada yang curiga bahwa dia sedang membawa jenazah korban," kata Reza melalui pesan singkat kepada MPI.

Follow Berita Okezone di Google News

Reza, yang juga sebagai tenaga pengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, memandang tidak perlu menyebut Rudolf dengan dugaan psikopat, sosiopat atau gangguan kepribadian antisosial.

"Riset menemukan kondisi semacam itu (psikopat, sosiopat dan antisosial) tidak hanya berada pada perilaku atau pun kepribadian. Kondisi itu berada pada kerja otak yang dari sananya memang berbeda. Karena itu, penyebutan istilah-istilah tadi malah seakan memberikan bahan pembelaan diri kepada pelaku," ujarnya.

Sebagai informasi, Pembunuh Ade Yunia Rizabani atau Icha (36), Christian Rudolf Tobing (36) sebelum membunuh korbannya terekam CCTV di lift Apartemen Green Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Gerak-gerik Rudolf Tobing tampak biasa saja. Namun, ia terlihat tak bisa diam dalam rekaman kamera pengawas itu.

Rudolf tampak gelisah hingga beberapa kali melakukan gerakan tak beraturan. Rudolf terlihat mengenakan kaos hitam dengan rompi krem sementara korban Icha tanpa curiga terlihat santai mengenakan kaos kuning di sebelahnya.

Menurut Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indriwienny Panjiyoga, Rudolf awalnya memancing Icha ke apartemen yang disewa dengan modus mengajak membuat podcast. Dia membunuh Icha dengan cara mencekik agar tidak mengeluarkan suara sebagaimana yang dia pelajari dari internet.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini