BANDUNG - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi peningkatan gempa tektonik di Gunung Gede, pascagempa bumi magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur. Kendati begitu, status gunung ini tetap berstatus level I (normal).
Menurut Kepala PVMBG, Badan Geologi, Hendra Gunawan, terjadi peningkatan gempa tektonik lokal hingga mencapai 1.031 kali dengan amplitudo 4-50 mm dan lama gempa 10 – 86 detik. Namun, gempa tersebut yang dapat dirasakan sebanyak 13 kali dengan intensitas skala II hingga IV MMI.
"Akan tetapi, tidak terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik sejak terjadinya Gempa Cianjur tanggal 21 November 2022 hingga tanggal 27 November 2022. Gempa vulkanik dalam hanya terekam sebanyak 2 kali dengan amplitudo 21- 45 mm dan lama gempa 5-8 detik, " kata dia, Minggu (27/11/2922)
Sedangkan, aktivitas kawah umumnya berupa hembusan asap putih tipis dengan tinggi 10 meter di atas puncak. Pemantauan deformasi dengan menggunakan tiltmeter menunjukkan adanya inflasi (peningkatan tekanan) yang disebabkan oleh peningkatan Gempa Vulkanik Dalam pada tanggal 24 September 2022. Namun peningkatan kegempaan ini bersifat tidak menerus. Kondisi ini terus dipantau secara intensif dari Pos Pengamatan Gunungapi Gede.
"Potensi bahaya saat ini adalah terjadinya erupsi freatik yang dapat terjadi tanpa adanya peningkatan kegempaan yang signifikan, " jelas dia.
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 27 November 2022 pukul 12.00 WIB, tingkat aktivitas Gunungapi Gede masih tetap pada Level I (Normal) dengan rekomendasi, Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan turun ke dasar kawah dan tidak boleh mendekati kawah pada saat mendung maupun hujan.
Follow Berita Okezone di Google News